Jumat, 25 November 2011

Mustahiqul Huda, temanku menikah hari ini

Nikah merupakan anjuran dalam agama islam. Hukumnya kemudian berkembang sesuai situasi dan kondisi dari kedua belah pihak, namun lebih mengarah kepada kondisi laki-lakinya. Anjuran secara umum karena menikah lebih dapat menjaga kehormatan dan nama baik seseorang serta nama baik keluarganya, juga keturunannya. Nikah menjadi wajib hukumnya apabila seorang laki-laki sudah mampu dari segi keuangan dan dikhawatirkan akan jatuh dalam perzinaan. Mampu dalam keuangan sangat relatif menurut kacamata masing-masing. Bagi seorang yang optimis - Allah pasti akan memenuhi rizki tiap mahluknya - maka garis mampu ini sangat tipis, artinya di zaman modern ini kalau memang seseorang giat berusaha maka pasti mampu, kecuali mungkin karena kondisi fisik dan hal lain. Maka untuk laki-laki yang normal, maka banyak jalan baginya untuk mendapat rizki Allah sehingga mampu untuk menikah.
Hari ini, Sabtu 26 November 2011, siang nanti pukul 13.30, teman saya yang juga masih famili hendak melaksanaka pernikahan dengan seorang putri yang cantik dari seorang kyai yang zuhud dari Kendaldoyong, Petarukan Pemalang. Mustahik Al Huda, teman saya ini pernah nyantri di Ponpes Lirboyo Kediri Jawa Timur. Semasa kecil dulu, saya sering bermain di kebun dan di sawah. Namun setelah dewasa, kami jarang bertemu karena kesibukan dan aktifitas masing-masing, puluha tahun. Hingga kemarin saya mendengar dia hendak menikah, dan siang ini saya berencana menyaksikan langsung jalannya prosesi akad nikah.
Selamat! semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawah warahmah. Semoga Allah menyatukan kalian dalam sebuah keluarga yang dipenuhi kebaikan. Amin.

Senin, 29 Agustus 2011

Matahari telah mendekat garis senja, sebentar lagi terbenam dan bulan Ramadan segera berahir sedang ibadahku belum sepenuhnya dimulai.

Idul fitri, apakah benar benar fitri bagiku? Mungkin hanya sekedar selesai memenuhi kewajiban selama sebulan.

Selasa, 23 Agustus 2011

Mudik

Panas terik diantara sejuknya angin gunung, aku dan kedua temanku meluncur dari Gembong ke kampung halaman.

Ada yang menarik kali ini karena rute yang aku lalui tidak seperti biasanya melalui jalan utama desa Gembong, Gunung Langu, Garung, Gunung Batok, Bubak, Bojongkoneng, Kandangserang, Lambur, Tajur, Kajen, Bojong dan sampailah di Tegalontar tempat tinggalku.

Rute kali ini adalah dari Gembong mendaki ke Karisan, dari karisan melewati hutan yang berbatasan dengan wilayah Pemalang. Dari karisan kulepas pandangan ke utara, menakjubkan. Sungguh menakjubkan lukisan Tuhan.

Jalan beton yang meliuk-liuk dipunggung bukit Pawuluhan telah membawaku ke ujung, habis sudah jalan ini sampai pada sebuah jembatan. Selanjutnya, jalan berbatu dan berpasir disuguhkan untuk kami bertiga, sungguh menatang. Di bawah sana, jurang yang tak bisa kulihat dasarnya, hanya pucuk-pucuk pepohonan pinus dan pohon liar melambai-lambai. Ada sedikit rasa ngeri yang mencekam. Namun, aku sungguh menikmati perjalanan ini.

Beberapa menit yang kulihat hanya pepohonan, tanpa ada aktifitas penduduk di sini, sesekali hanya ada burung hutan yang melintas, entah burung apa, kecil, bulu coklat dan sesekali mengeluarkan bunyi keciat. Tak lama berselang, ada ladang cabe dan beberapa sayuran seperti wortel dan tomat. beberapa tanjakan kemudian, nampak ada perkampungan, hanya beberapa rumah bergerombol, jalan masih berbatu. Nampak ada penjual baju keliling, menyambut lebaran.

Suasana yang agak sedikit asing bagiku, karena baru pertama kalinya rute ini kulalui. Hutan pinus, semak-semak, ladang, kebun cengkih dan sesekali perkampungan. Ahirnya sampailah aku di jalan yang beraspal, agak mudah untuk dilewati motor bebekku. Desa Tlagasana. Nampak pula di sana ada sebuah tower telepon selular menjulang ke angkasa, namun kalah tinggi dibanding bukit di sebelah selatan, bahkan kalah berpuluh meter dibanding bukit Pawuluhan.

Perjalanan makin bisa dipercepat, jalan makin baik ketika sampai di pertigaan Watu Kumpul, Cawet, Medayu dan akhirnya tiba di Jatingarang, Kwasen, Jatiroyom, Kesesirejo, menyeberang jembatan Kesesi dan masuk di Kabupaten Pekalongan. Dari kesesi dilanjutkan ke Kalijambe dan sampailah di Sragi, hanya beberapa ratus meter ke desa Tegalontar, Desa tempat tinggalku...

Minggu, 21 Agustus 2011

Emosi v.s. Sabar

Usiaku kian tua, tapi kedewasaan tak sebanding dengan usia. Aku sering mengamati permasalahan disekelilingku dan sepertinya itu bukan masalah bagiku karena aku juga melihat ada solusi disana.

Lain halnya ketika masalah kecil yang menyulut emosiku, aku tak dapat mengendalikannya. Aku dapat dengan mudah dipermainkan perasaan dan amarah. Aku tak dapat mengendalikan musuhku namun sebaliknya aku dapat dengan mudah dipermainkannya.

Aku dapat menahan lapar hingga sehari namun aku tak dapat menahan emosi walau semenit.

Di bulan suci ini adalah momen yang tepat. Tak kan kulewatkan sia-sia. Akan kulawan musuhku dengan semangat berkobar. Akan kubelenggu engkau sepanas apapun kau membakarku, aku takkan bergeming. Akan kugantikan posisimu dengan seseorang yang selalu membawa ketenangan dan kejernihan hati yaitu sabar.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Ibu

Lima bulan sudah usia pernikahanku. Istriku tengah mengandung 3 bulan. Nampak begitu letih dan lemas karena ia tak mau meninggalkan tugasnya sebagai pendidik walau kadang harus menahan sakit di bagian pinggangnya, ditambah sering muntah dg tiba-tiba. Aku bingung dan tersiksa sendiri, lebih-lebih ketika istriku merintih menahan sakit.

Beginikah ketika ibu mengandungku dulu? Oh ibu, aku belum lagi menunjukkan baktiku kepadamu, engkau telah lebih dulu pergi sebelum aku tahu apa yang telah engkau alami sebagai seorang ibu, ketika mengandung. Bahkan nyawa pun engkau rela korbankan demi lahirnya aku.

Ibu, semoga engkau mendapatkan tempat yang mulya disana.

Rabu, 09 Maret 2011

kado ultah

Besok, kamis 10 Maret 2011 usiaku genap 31 tahun.
Besok, pukul 07.00 saya akan melangsungkan akad nikah.
Besok, saya akan memiliki istri.
Besok, saya akan menerima kado spesial.
Calon istriku akan memberikan hadiah ulang tahun yg sangat istimewa untukku.
Ia meminta aku sendiri yang membuka kado ultahku, tidak boleh diwakilkan oleh siapapun.
Aku penasaran dengan isi kado tersebut.
Apa sih isi kadonya?

Sabtu, 05 Maret 2011

Pernikahan: Cita-cita atau Langkah awal

Ada banyak pasangan di sekitar kita ini yang berstatus pacaran. Pada masa ini masing-masing telah membuat komitmen diantaranya untuk saling terbuka, jujur, dan saling menjaga kesetiaan. Namun apa definisi khusus dari pacaran saya kurang tau.
Dari sekian banyak pasangan pacaran diantaranya memiliki tujuan untuk mencari kecocokan yang pada ahirnya menuju ke jenjang pernikahan. Pernikahan adalah cita cita bagi sebagian pasangan diantara yang sebagian kecil hanya mencari kesenangan dan membuang kesepian.
Apakah setelah tercapai cita cita mulia ini perjalanan terhenti? Tentu tidak. Justru pernikahan adalah gerbang yang akan membuka pasangan kepada suatu kehidupan baru, membangun sebuah keluarga baru.
Pernikahan adalah cita cita untuk melangkah ke depan gerbang kehidupan baru..

Selasa, 30 Juni 2009

Perjalanan Spiritual


Motiv

Hati yang panas oleh nafsu dunia, kering dan diliputi kegalauan hingga semakin menjauh dari dekapan kasih Yang Maha Penyayang. Keinginan untuk sejenak menyejukkan diri, merenung dan menenangkan batin, lebih mendekat, takorrub agar merasakan kehadiran-Nya atau bahkan jika bisa menghadirkan_Nya dalam kehidupan selamanya hingga kehidupan fana ini berganti.


Perjalanan 1

Berangkat dari Pujasera Sragi, jam 8.00 menggnakan armada Prima Xpress, melalui jalanan beraspal. Persinggahan pertama kali di Makam Raden Fatah, Raja Demak. Beliau yang telah meneladani tindakan nabi ketika hendak membangun pemerintahan maka hal yang pertama dibangun adalah spirit yang dilambangkan dengan membangun masjid. Nabi Muhammad saw membangun Masjid Nabawi, Raden Fatah membangun Masjid Agung Demak

Terjadi sebuah peristiwa penting, 2 peserta dari rombongan kami telat kembali ke pangkalan sehingga waktu tersita sia2 sedikitnya 1,5 jam. Hal ini merupakan ujian kesabaran bagi panitia dan bagi saya sendiri tentunya yang dipaksa berdiam diri ditengah panasnya matahari dan waktu yang sangat terbatas.

Di Kudus hujan lebat mengguyur. Sampai di masjid, saya bersama rombongan melakukan sholat Dhuhur dan Ashar Jama' takdim. Makam sunan kudus terletak di belakang Masjid Agung Kudus, dengan menara batu batanya yang khas masih kokoh berdiri hingga sekarang. Setelah membaca ayat suci Al-Qur'an dan mengheningkan cipta sejenak didekat Makam beliau, maka perjalanan berlanjut.

Perjalanan berlanjut ke makam Sunan Kalijogo, Kadilangu. Sunan Kalijogo, wali yang relatif muda pada masanya namun memiliki kearifan budi yang luar biasa.

Dengan melewati ratusan tangga, menaiki bukit Muria peluhpun tak terasa menetes. Udara yang begitu dingin terasa panas oleh pembakaran zat makanan. Sekitar magrib tepat aku sampai du puncak dimana Sunan Muria dimakamkan. Kakiku terasa gemetar. Kepalakupun pusing dan bumi terasa bergoyang. Aku sedikit limbung. Ini berlangsung sejenak dan aku kembali bisa tegak berdiri setelah segelas kopi panas dan semangkuk mi rebus masuk ke dalam perutku. Alhamdulillah, berkat rizkimu ya Allah aku bisa beribadah..

Tibalah di Tuban, makam sunan Bonang. Aku berjalan kaki sepanjang kurang lebih 1 km.

Selasa, 23 Juni 2009

SaJak SajAk HaRapAn


SAJAK-SAJAK HARAPAN

Sebuah telaga nampak didepanku
Diantara keringnya padang pasir
Di sela-sela retaknya bumi

Namun langkahku terhenti
Dan sekali-kali terhenti
Oleh sekujur luka ditubuhku

24-2-05

Kamuflase



KAMUFLASE


senyum tergerai
diguyur tawa membahana
tak nampak luka menganga
diri menipu diri

7-2-04