Senin, 29 Agustus 2011

Matahari telah mendekat garis senja, sebentar lagi terbenam dan bulan Ramadan segera berahir sedang ibadahku belum sepenuhnya dimulai.

Idul fitri, apakah benar benar fitri bagiku? Mungkin hanya sekedar selesai memenuhi kewajiban selama sebulan.

Selasa, 23 Agustus 2011

Mudik

Panas terik diantara sejuknya angin gunung, aku dan kedua temanku meluncur dari Gembong ke kampung halaman.

Ada yang menarik kali ini karena rute yang aku lalui tidak seperti biasanya melalui jalan utama desa Gembong, Gunung Langu, Garung, Gunung Batok, Bubak, Bojongkoneng, Kandangserang, Lambur, Tajur, Kajen, Bojong dan sampailah di Tegalontar tempat tinggalku.

Rute kali ini adalah dari Gembong mendaki ke Karisan, dari karisan melewati hutan yang berbatasan dengan wilayah Pemalang. Dari karisan kulepas pandangan ke utara, menakjubkan. Sungguh menakjubkan lukisan Tuhan.

Jalan beton yang meliuk-liuk dipunggung bukit Pawuluhan telah membawaku ke ujung, habis sudah jalan ini sampai pada sebuah jembatan. Selanjutnya, jalan berbatu dan berpasir disuguhkan untuk kami bertiga, sungguh menatang. Di bawah sana, jurang yang tak bisa kulihat dasarnya, hanya pucuk-pucuk pepohonan pinus dan pohon liar melambai-lambai. Ada sedikit rasa ngeri yang mencekam. Namun, aku sungguh menikmati perjalanan ini.

Beberapa menit yang kulihat hanya pepohonan, tanpa ada aktifitas penduduk di sini, sesekali hanya ada burung hutan yang melintas, entah burung apa, kecil, bulu coklat dan sesekali mengeluarkan bunyi keciat. Tak lama berselang, ada ladang cabe dan beberapa sayuran seperti wortel dan tomat. beberapa tanjakan kemudian, nampak ada perkampungan, hanya beberapa rumah bergerombol, jalan masih berbatu. Nampak ada penjual baju keliling, menyambut lebaran.

Suasana yang agak sedikit asing bagiku, karena baru pertama kalinya rute ini kulalui. Hutan pinus, semak-semak, ladang, kebun cengkih dan sesekali perkampungan. Ahirnya sampailah aku di jalan yang beraspal, agak mudah untuk dilewati motor bebekku. Desa Tlagasana. Nampak pula di sana ada sebuah tower telepon selular menjulang ke angkasa, namun kalah tinggi dibanding bukit di sebelah selatan, bahkan kalah berpuluh meter dibanding bukit Pawuluhan.

Perjalanan makin bisa dipercepat, jalan makin baik ketika sampai di pertigaan Watu Kumpul, Cawet, Medayu dan akhirnya tiba di Jatingarang, Kwasen, Jatiroyom, Kesesirejo, menyeberang jembatan Kesesi dan masuk di Kabupaten Pekalongan. Dari kesesi dilanjutkan ke Kalijambe dan sampailah di Sragi, hanya beberapa ratus meter ke desa Tegalontar, Desa tempat tinggalku...

Minggu, 21 Agustus 2011

Emosi v.s. Sabar

Usiaku kian tua, tapi kedewasaan tak sebanding dengan usia. Aku sering mengamati permasalahan disekelilingku dan sepertinya itu bukan masalah bagiku karena aku juga melihat ada solusi disana.

Lain halnya ketika masalah kecil yang menyulut emosiku, aku tak dapat mengendalikannya. Aku dapat dengan mudah dipermainkan perasaan dan amarah. Aku tak dapat mengendalikan musuhku namun sebaliknya aku dapat dengan mudah dipermainkannya.

Aku dapat menahan lapar hingga sehari namun aku tak dapat menahan emosi walau semenit.

Di bulan suci ini adalah momen yang tepat. Tak kan kulewatkan sia-sia. Akan kulawan musuhku dengan semangat berkobar. Akan kubelenggu engkau sepanas apapun kau membakarku, aku takkan bergeming. Akan kugantikan posisimu dengan seseorang yang selalu membawa ketenangan dan kejernihan hati yaitu sabar.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Ibu

Lima bulan sudah usia pernikahanku. Istriku tengah mengandung 3 bulan. Nampak begitu letih dan lemas karena ia tak mau meninggalkan tugasnya sebagai pendidik walau kadang harus menahan sakit di bagian pinggangnya, ditambah sering muntah dg tiba-tiba. Aku bingung dan tersiksa sendiri, lebih-lebih ketika istriku merintih menahan sakit.

Beginikah ketika ibu mengandungku dulu? Oh ibu, aku belum lagi menunjukkan baktiku kepadamu, engkau telah lebih dulu pergi sebelum aku tahu apa yang telah engkau alami sebagai seorang ibu, ketika mengandung. Bahkan nyawa pun engkau rela korbankan demi lahirnya aku.

Ibu, semoga engkau mendapatkan tempat yang mulya disana.